Minggu, 18 Februari 2024

Tahapan Pendahuluan (PMK-172 Tahun 2023)

Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (PKKU)
untuk Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa tertentu 

harus dilakukan dengan :

1. tahapan pendahuluan dan 
2. tahapan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (4) PMK-172/2023

Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa tertentu meliputi:
a. transaksi jasa;
b. transaksi terkait penggunaan atau hak menggunakan harta tidak berwujud;
c. transaksi keuangan terkait pinjaman;
d. transaksi keuangan lainnya;
e. transaksi pengalihan harta;
f. restrukturisasi usaha; dan
g. kesepakatan kontribusi biaya.

 

A. Tahapan pendahuluan untuk transaksi jasa

        meliputi pembuktian bahwa jasa tersebut:

        a. secara nyata telah diberikan oleh pemberi jasa dan
            diperoleh penerima jasa;

        b. dibutuhkan oleh penerima jasa;

        c. memberikan manfaat ekonomis kepada penerima jasa;

        d. bukan merupakan aktivitas untuk kepentingan
            pemegang saham atau jenis kepemilikan lainnya
            yang modalnya tidak terbagi atas saham (shareholder activity);

              Biaya berupa:
 
                1. biaya jasa terkait administrasi entitas induk, seperti
                    - biaya sehubungan rapat pemegang saham entitas induk, 
                    - biaya jasa sehubungan penerbitan saham entitas induk, 
                    - biaya jasa sehubungan pencatatan saham entitas induk di bursa efek,                            - biaya jasa sehubungan dengan terkait pengurus entitas induk;

                2. biaya jasa terkait kewajiban pelaporan entitas induk, 
                    termasuk biaya jasa penyusunan laporan keuangan, 
                    biaya jasa penyusunan laporan audit, 
                    dan biaya jasa penyusunan laporan keuangan konsolidasi entitas induk;

               3. biaya jasa terkait perolehan dana atau modal yang
                    digunakan untuk pengambilalihan kepemilikan
                    oleh entitas induk;

                4. biaya jasa terkait kepatuhan entitas induk terhadap
                    peraturan perundang-undangan yang berlaku;
 
                5. biaya jasa terkait perlindungan kepemilikan modal
                    entitas induk pada perusahaan anak; dan
 
                6. biaya jasa terkait tata kelola Grup Usaha secara keseluruhan.
 
         e. bukan merupakan aktivitas yang memberikan
            manfaat kepada suatu pihak semata-mata karena
            pihak tersebut menjadi bagian dari Grup Usaha (passive association);
        f. bukan merupakan duplikasi atas kegiatan yang telah dilaksanakan             
            sendiri oleh Wajib Pajak;
        g. bukan merupakan jasa yang memberi manfaat insidental; dan
        h. dalam hal j asa siaga ( on-call services), bukan
            merupakan jasa yang dapat diperoleh segera dari
            pihak yang independen tanpa adanya perjanjian
            siaga (on-call contract) terlebih dahulu. 


 B. Tahapan pendahuluan untuk transaksi terkait penggunaan atau 
        hak menggunakan harta tidak berwujud

         meliputi pembuktian atas:

        a. keberadaan (eksistensi) harta tidak berwujud;
        b. jenis harta tidak berwujud;
        c. nilai harta tidak berwujud;
        d. pihak yang memiliki harta tidak berwujud secara legal;
        e. pihak yang memiliki harta tidak berwujud secara ekonomis;
        f. penggunaan atau hak untuk menggunakan harta tidak berwujud;
        g. pihak-pihak yang berkontribusi dan melakukan 
            aktivitas pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, proteksi, 
            dan eksploitasi ( development, enhancement, maintenance,
            protection, and exploitation) atas harta tidak
            berwujud; dan
        h. manfaat ekonomis yang diperoleh pihak yang
            menggunakan harta tidak berwujud.
 
 
 C. Tahapan pendahuluan untuk transaksi keuangan terkait pinjaman
 
        meliputi pembuktian bahwa pinjaman tersebut:
        a. sesuai dengan substansi dan keadaan sebenarnya;
        b. dibutuhkan oleh peminjam;
        c. digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
            memelihara penghasilan sesua1 ketentuan
            peraturan perundang-undangan di bidang pajak penghasilan;
        d. memenuhi karakteristik pinjaman, minimal berupa:
            1. kreditur mengakui pinjaman secara ekonomis dan secara legal;
            2. adanya tanggal jatuh tempo pinjaman;
            3. adanya kewajiban untuk membayar kembali pokok pinjaman;
            4. adanya pembayaran sesuai jadwal pembayaran
                yang telah ditetapkan baik untuk pokok
                pinjaman dan imbal hasilnya;
            5. pada saat pinjaman diperoleh, peminjam
                memiliki kemampuan untuk:
                    a) mendapatkan pinjaman dari kreditur independen; dan
                    b) membayar kembali pokok pinjaman dan 
                        imbal hasil pinjaman sebagaimana debitur independen;
            6. didasarkan pada perjanjian pinjaman yang
                dibuat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
            7. adanya konsekuensi hukum apabila peminjam
                gagal dalam mengembalikan pokok pmJaman
                dan/atau imbal hasilnya; dan
            8. adanya hak tagih bagi pemberi pinjaman
                sebagaimana kreditur independen; dan
        e. memberikan manfaat ekonomis kepada penerima pinjaman.
 
D. Tahapan pendahuluan untuk transaksi keuangan lainnya
 
        meliputi pembuktian atas:
        a. kesesuaian transaksi keuangan lainnya dengan
            substansi dan keadaan yang sebenarnya;
        b. jenis transaksi keuangan lainnya;
        c. pengakuan secara ekonomis dan secara legal oleh
            para pihak yang melakukan transaksi keuangan lainnya;
        d. motif, tujuan, dan alasan ekonomis (economic
            rationale) transaksi keuangan lainnya; dan
        e. manfaat yang diharapkan (expected benefit) dari
            transaksi keuangan lainnya.
 
 
E. Tahapan pendahuluan untuk transaksi pengalihan harta 
 
    meliputi pembuktian atas:
        a. motif, tujuan, dan alasan ekonomis ( economic
            rationale) transaksi pengalihan harta;
        b. pengalihan harta sesuai dengan substansi dan
            keadaan yang se benarnya;
        c. manfaat yang diharapkan ( expected benefit) dari
            pengalihan harta; dan
        d. pengalihan harta tersebut merupakan pilihan
            terbaik dari berbagai pilihan lain yang tersedia.
 
F. Tahapan pendahuluan untuk restrukturisasi usaha

        meliputi pembuktian atas:

        a. motif, tujuan, dan alasan ekonomis ( economic
            rationale) dari restrukturisasi usaha;
        b. restrukturisasi usaha sesuai dengan substansi dan
            keadaan yang se benarnya;
        c. manfaat yang diharapkan ( expected benefit) dari
            restrukturisasi usaha; dan
        d. restrukturisasi usaha tersebut merupakan pilihan
            terbaik dari berbagai pilihan lain yang tersedia.
 
 
G. Tahapan pendahuluan untuk kesepakatan kontribusi biaya 
 
        meliputi pembuktian:
        a. dibuat sebagaimana kesepakatan antarpihak yang independen;
        b. dibutuhkan oleh pihak yang melakukan kesepakatan; dan
        c. memberikan manfaat ekonomis kepada pihak yang melakukan kesepakatan.
 
 
Tahapan pendahuluan meliputi pembuktian atas manfaat 
 
    berupa peningkatan penjualan, penurunan biaya,
    perlindungan atas posisi komersial, atau pemenuhan
    kebutuhan kegiatan komersial lainnya termasuk untuk
    kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan
    memelihara penghasilan.

Sabtu, 17 Februari 2024

PMK 172 TAHUN 2023

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 172 TAHUN 2023
TENTANG
PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM
TRANSAKSI YANG DIPENGARUHI HUBUNGAN ISTIMEWA

PMK-172 Tahun 2023 download

_________________________________________________________________


Catatan Belajar:

1. Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) merupakan 
    keadaan ketergantungan atau keterikatan satu • pihak dengan pihak lainnya yang disebabkan oleh:
   
     a. kepemilikan atau penyertaan modal;
        1. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau 
                tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada 
                Wajib Pajak lain; 
        2. hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% 
              (dua puluh lima persen) pada 2(dua) Wajib Pajak atau lebih atau 
                hubungan di antara 2 (dua) Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir.

     b. penguasaan; 
        1.    satu pihak menguasai/dikuasai pihak lain
        2.    dua pihak atau lebih berada di bawah penguasaan pihak yang sama 
        3.    dikuasai oleh pihak lain melalui manajemen atau penggunaan teknologi; 
        4.    terdapat orang yang sama dalam pengambilan keputusan
        5.    para pihak yang secara komersial atau finansial diketahui atau 
                menyatakan diri berada dalam satu Grup U saha yang sama
 
     c. hubungan keluarga sedarah atau semenda.
            dianggap ada dalam hal terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun 
            semendadalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat. 


2. Keadaan ketergantungan atau keterikatan antara satu pihak dan pihak 
    lainnya dalam menjalankan usaha atau melakukan kegiatan.
            a. mengendalikan pihak yang lain; atau             
            b. tidak berdiri bebas

3. Wajib Pajak wajib menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (PKKU)

4. PKKU diterapkan untuk menentukan Harga Transfer yang wajar         

5.  diterapkan dengan membandingkan :
    kondisi dan indikator harga Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa 
    dengan 
    kondisi dan indikator harga Transaksi Independen yang sama atau sebanding.

6. Indikator harga sebagaimana dimaksud dapat berupa :

    a. harga transaksi, 
    b. laba kotor, atau 
    c. laba operasi bersih berdasarkan nilai absolut atau nilai rasio tertentu

7. PKKU Wajib dilakukan:

    a. berdasarkan keadaan yang sebenarnya;
    b. pada saat Penentuan Harga Transfer dan/ atau 
        saat terjadinya Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa; dan
    c. sesuai dengan tahapan penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha.
 
 8. PPKU harus dilakukan secara terpisah untuk setiap jenis Transaksi yang
     dipengaruhi Hubungan Istimewa

    Dalam hal terdapat dua atau lebih jenis Transaksi yang
    dipengaruhi Hubungan Istimewa yang saling berkaitan
    dan memengaruhi satu sama lain jika dilaksanakan  secara terpisah 
    tidak dapat dilakukan secara andal dan akurat, 
    penerapan PKKU dapat dilakukan dengan
    menggabungkan dua atau lebih jenis Transaksi yang
    dipengaruhi Hubungan Istimewa tersebut.
 
9.  Tahapan PKKU:

    1. mengidentifikasi Transaksi
    2. melakukan analisis industri (identifikasi faktor-faktor yg mempengaruhi kinerja usaha)
    3. identifikasi hubungan komersial dan/ atau keuangan
    4. melakukan analisis kesebandingan;
    5. menentukan metode Penentuan Harga Transfer;
    6. menerapkan metode Penentuan Harga Transfer dan menentukan Harga Transfer 
        yang wajar
 
 
 10. untuk Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa tertentu harus 
        dilakukan dengan tahapan pendahuluan dan tahapan sebagaimana no.9


11. Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa tertentu meliputi:
   
        a. transaksi jasa;
        b. transaksi terkait penggunaan atau hak menggunakan harta tidak berwujud;
        c. transaksi keuangan terkait pinjaman;
        d. transaksi keuangan lainnya;
        e. transaksi pengalihan harta;
        f. restrukturisasi usaha; dan
        g. kesepakatan kontribusi biaya
 
 
___________________________________________________________________

 
Penjabaran Tahapan PKKU
 
    1.  Identifikasi Transaksi , kegiatan untuk mengidentifikasi:
         
        a. Transaksi yang Dipengaruhi 
        b. pihak-pihak yang terlibat 
        c. bentuk hubungan istimewa 
 
 
    2. Analisis Industri , untuk mengidentifikasi faktor-faktor berupa:
 
        a. jenis produk berupa barang atau jasa;
        b. karakteristik industri dan pasar, (seperti pertumbuhan pasar, 
            segmentasi pasar, siklus pasar, teknologi, ukuran pasar, prospek pasar,
            rantai pasokan, dan rantai nilai;
        c. pesaing dan tingkat persaingan usaha;
        d. tingkat efisiensi dan keunggulan lokasi Wajib Pajak;
        e. keadaan ekonomi yang memengaruhi kinerja usaha
            dalam industri tersebut, (seperti tingkat infl.asi, pertumbuhan ekonomi, 
            suku bunga, dan nilai tukar / kurs)
        f. regulasi yang memengaruhi dan/atau menentukan keberhasilan dalam industri;
        g. faktor-faktor selain faktor-faktor diatas yang memengaruhi kinerja 
 
        Hasil analisis industri digunakan dalam mengidentifikasi perbedaan
        antara kondisi Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan lstimewa yang diuji dan 
        kondisi transaksi calon pembanding saat melakukan analisis kesebandingan
 
 
    3. Kondisi transaksi, merupakan karakteristik ekonomi yang relevan, berupa:
 
        a. ketentuan kontraktual;
            ketentuan yang berlaku bagi para pihak sesuai keadaan yang sebenarnya, 
            baik secara tertulis atau tidak tertulis.
            
        b. fungsi yang dilakukan, aset yang digunakan, dan risiko yang di tanggung;
            - fungsi : 
                aktivitas dan/ a tau tanggung jawab pihak-pihak yang bertransaksi
            - Aset : 
                merupakan aset berwujud, aset tidak berwujud, aset
                keuangan, dan/atau aset non-keuangan yang
                berpengaruh dalam pembentukan nilai (value creation),
                termasuk akses dan tingkat penguasaan pasar di Indonesia.
            - Risiko :
                dampak dari kondisi ketidakpastian 
 
        c. karakteristik produk yang ditransaksikan;
            karakteristik spesifik dari barang atau jasa yang ditransaksikan 
            dan secara signifikan memengaruhi penetapan harga dalam pasar terbuka

        d. keadaan ekonomi; kondisi para pihak dan pasar.

        e. strategi bisnis yang dijalankan para pihak yang bertransaksi, di pasar terbuka
 
 
    4. Analisis kesebandingan
 
        Transaksi Independen sama atau sebanding sepanJang:

        a. kondisi Transaksi Independen sama atau serupa
            dengan kondisi Transaksi yang Dipengaruhi
            Hubungan Istimewa yang diuji;
         
        b. kondisi Transaksi Independen berbeda dengan
            kondisi Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan
            Istimewa yang diuji, tetapi perbedaan kondisi
            tersebut tidak memengaruhi penentuan harga; atau
 
        c. kondisi Transaksi Independen berbeda dengan
            kondisi Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan
            Istimewa yang diuji dan perbedaan kondisi tersebut
            memengaruhi penentuan harga, tetapi penyesuaian
            yang akurat dapat dilakukan secara memadai
            terhadap Transaksi lndependen untuk
            menghilangkan dampak material perbedaan kondisi
            tersebut terhadap penentuan harga.

            Tahapan analisis kesebandingan:
        
            a. memahami karakteristik Transaksi 
                 berdasarkan hasil identifikasi hubungan komersial
                dan/ atau keuangan dan menentukan karakteristik usaha
                masing-masing pihak 
 
            b. mengidentifikasi keberadaan Transaksi Independen
                yang menjadi calon pembanding yang andal;

            c. menentukan pihak yang diuji indikator harganya
                dalam hal metode Penentuan Harga Transfer yang
                digunakan merupakan metode yang berbasis laba;
 
            d. mengidentifikasi perbedaan kondisi antara
                Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan lstimewa
                yang diuji dan calon pembanding;
 
            e. melakukan penyesuaian yang akurat secara layak
                atas calon pembanding untuk menghilangkan
                dampak material perbedaan kondisi sebagaimana
                dimaksud dalam huruf d terhadap indikator harga
                transaksi; dan
 
            f. menentukan Transaksi Independen yang menjadi
                pembanding terpilih.

        
            Pihak yang diuji indikator harganya, merupakan pihak
            dalam Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa
            yang memiliki fungsi, aset, dan risiko yang lebih sederhana
 
            dengan mempertimbangkan:  
            a. penerapan metode Penentuan Harga Transfer
            b. ketersediaan data,
            yang paling andal dan dapat digunakan.

            Pembanding dapat berupa pembanding internal atau
            pembanding eksternal. 
            Pembanding Internal diutamakan.
            Jika Pembanding eksternal terlalu banyak maka 
            yang berasal dari negara atau yurisdiksi yang sama 
            dipilih dan digunakan sebagai pembanding.
 
            Pembanding Internal : 
            antara pihak independen dengan WP
            antara pihak independen dengan pihak afiliasi yg merupakan lawan transaksi  
 
            Pembanding Eksternal
            transaksi antarpihak yang independen selain pembanding internal.
 
 
    5.   Metode Penentuan Harga Transfer
          
            dipilih berdasarkan ketepatan dan keandalan metode dalam:
            a. kesesuaian metode dengan karakteristik usaha para pihak 
            b. kelebihan dan kekurangan setiap metode yang dapat diterapkan;
            c. ketersediaan Transaksi Independen yang menjadi pembanding yang andal;
            d. tingkat kesebandingan antara 
                Transaksi yang dipengaruhi Hubungan Istimewa dan 
                Transaksi Independen yang menjadi pembanding; dan
            e. keakuratan penyesuaian yang dibuat.

        Metode Penentuan Harga Transfer terdiri dari :

         1. CUP : comparable uncontrolled price method
             metode perbandingan harga antarpihak yang independen 
 
                sesuai untuk transaksi: 
                a. transaksi produk komoditas; dan
                b. transaksi barang atau jasa dengan karakteristik barang atau jasa yang sama 
                    atau serupa dengan karakteristik barang atau jasa pada 
                    Transaksi Independen dalam kondisi yang sebanding.
             
         2. Resale Price Method : metode harga penjualan kembali 
              
            dilakukan dengan mengurangkan laba kotor yang wajar
             untuk distributor atau reseller terhadap harga jual kembali.
 
               sesuai untuk transaksi: 
                a. Transaksi yang melibatkan distributor atau reseller 
                    yang melakukan penjualan kembali 
                b. distributor atau reseller sebagaimana dimaksud
                    dalam huruf a tidak menanggung risiko bisnis yang
                    signifikan, tidak memiliki kontribusi unik dan
                    atau tidak memberikan nilai tambah yang signifikan

         3. Cost Plus Method : metode biaya-plus 
           
            dilakukan dengan menambahkan tingkat laba kotor wajar
            pabrikan atau penyedia jasa terhadap harga pokok
            penjualan barang atau jasa.
                    
            sesuai untuk transaksi:
            a. melibatkan pabrikan atau penyedia jasa yang membeli bahan baku 
                dan/ atau faktor produksi lainnya dari pihak yang independen
            b. pabrikan atau penyedia jasa sebagaimana
                dimaksud dalam huruf a tidak menanggung risiko
                bisnis yang signifikan dan tidak memiliki kontribusi
                unik dan bernilai. (hanya proses penjahitan, proses pencucian dll)
 
         4. Profit Split Method : metode pembagian laba 
             
                dilakukan dengan membagi laba gabungan
                transaksi yang relevan berdasarkan fungsi, aset, risiko,
                dan/ atau kontribusi para pihak di dalam Transaksi
                yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa.
 
                Pembagian laba gabungan sebagaimana dimaksud
                dapat dilakukan di tingkat laba kotor atau laba operasi bersih. 

                Tingkat laba gabungan yang dibagi ditentukan oleh tingkat
                integrasi fungsi, penggunaan aset, dan/atau
                pembagian risiko bisnis yang signifikan secara ekonomi
                dari para pihak yang bertransaksi dalam Transaksi
                yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa.

                Laba gabungan dapat dibagi dengan menggunakan:
                1. pendekatan berbasis kontribusi (contribution analysis); atau
                    dilakukan dengan membagi laba gabungan berdasarkan faktor pembagi.
                2. pendekatan berbasis laba residu (residual analysis).
                    dilakukan dengan memisahkan laba gabungan menjadi:
                    a. laba yang berasal dari kontribusi masing-masing
                        pihak yang bertransaksi yang dapat diperoleh
                        secara andal pembandingnya dalam Transaksi
                        Independen; dan
                    b. sisa laba gabungan setelah dikurangi laba
                        dapat bernilai positif ataupun negatif.

                        Sisa laba gabungan dibagi berdasarkan faktor pembagi.

                        Faktor Pembagi dapat berupa:
                        a. persentase pembagian laba oleh pihak-pihak dalam
                            transaksi Independen yang se banding; a tau
                        b. nilai relatif atau persentase kontribusi para pihak
                            yang bertransaksi dalam Transaksi yang
                            Dipengaruhi Hubungan Istimewa, dalam hal data
                            sebagaimana dimaksud dalam huruf a tidak tersedia.

                        Faktor pembagi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
                        a. terbebas dari Transaksi yang Dipengaruhi
                            Hubungan Istimewa;
                        b. dapat diverifikasi; dan
                        c. didukung oleh data pembanding atau data internal
                            pihak-pihak yang bertransaksi dan/atau data
                            lainnya yang relevan.
 
                sesuai untuk transaksi: 
                a. Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa
                    dilakukan oleh para pihak yang memiliki kontribusi
                    unik dan bernilai terhadap Transaksi yang
                    Dipengaruhi Hubungan Istimewa;
                b. kegiatan usaha para pihak yang bertransaksi
                    merupakan kegiatan usaha yang sangat terintegrasi (highly integrated) 
                    sehingga kontribusi masing-masing pihak yang bertransaksi tidak dapat
                    dilakukan analisis secara terpisah;
                c. para pihak yang bertransaksi saling berbagi risiko
                    bisnis yang signifikan secara ekonomi (share the
                    assumption of economically significant risks) atau
                    secara terpisah menanggung risiko bisnis yang
                    saling berkaitan (separately assume closely related risks).

 
        5. TNMM (transactional net margin method)
            metode laba bersih transaksional
            dapat dipilih sepanjang pembanding yang andal dan sebanding 
            di tingkat harga dan laba kotor tidak tersedia
 
            dilakukan dengan membandingkan tingkat laba operasi bersih pihak 
            yang diuji dengan tingkat laba operasi bersih pembanding. 
 
                sesuai untuk transaksi:
                a. Transaksi yang tidak memiliki kontribusi unik dan bernilai
                    terhadap Transaksi yang Dipengaruhi HubunganIstimewa;
                b. kegiatan usaha para pihak yang bertransaksi
                    merupakan kegiatan usaha yang tidak terintegrasi
                    (non-highly integrated); dan
                c. para pihak yang bertransaksi tidak saling berbagi
                    risiko
bisnis yang signifikan secara ekonomi ( not
                    sharing of the assumption of economically significant
                    risks) atau secara terpisah tidak menanggung risiko
                    bisnis yang saling berkaitan (separately not assuming closely related risks).

        6.
CUT : Comparable Uncontrolled Transaction Method
            metode perbandingan transaksi independen
 
            dilakukan dengan membandingkan harga atau laba
            transaksi terhadap basis tertentu antara Transaksi
            yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa dan Transaksi Independen.
            
            sesuai untuk karakteristik Transaksi yang Dipengaruhi
            Hubungan lstimewa yang secara komersial dinilai
            berdasarkan basis tertentu, berupa tingkat suku
            bunga, diskonto, provisi, komisi, dan persentase royalti
            terhadap penjualan atau laba operasi.

        7.
Tangible Asset and Intangible Asset Valuation 
            metode dalam penilaian harta berwujud dan/atau harta tidak berwujud
 
            dilakukan sesuai dengan ketentuan
            peraturan perundang-undangan yang mengatur
            mengenai tata cara penilaian untuk tujuan perpajakan.
 
             a. transaksi pengalihan harta berwujud dan/ atau
                harta tidak berwujud;
            b. transaksi penyewaan harta berwujud;
            c. transaksi sehubungan dengan penggunaan atau    
                hak menggunakan harta tidak berwujud;
            d. transaksi pengalihan aset keuangan;
            e. transaksi pengalihan hak sehubungan dengan
                pengusahaan wilayah pertambangan dan/ atau hak
                sejenis lainnya; dan
            f. transaksi pengalihan hak sehubungan dengan
                pengusahaan perkebunan, kehutanan, dan/ atau
                hak sejenis lainnya.
 
        8. Business Valuation : metode dalam penilaian bisnis.
 
            dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
            perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
            cara penilaian untuk tujuan perpajakan.
 
             a. transaksi sehubungan dengan restrukturisasi
                 usaha, termasuk pengalihan fungsi, aset, dan/ atau
                 risiko antar-Pihak Afiliasi;
             b. transaksi pengalihan harta selain kas kepada
                 perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai
                 pengganti saham atau penyertaan modal (inbreng);
            c. transaksi pengalihan harta selain kas kepada
                pemegang saham, sekutu, atau anggota dari
                perseroan, persekutuan, atau badan lainnya.
 
     Metode CUP dan CUT ( comparable uncontrolled transaction method)
     lebih diutamakan daripada metode yang lain.
 
 
 6. Menerapkan metode Penentuan Harga Transfer dan menentukan Harga                         Transfer yang wajar
 
           Nilai indikator harga dibentuk berdasarkan 
            data pembanding tahun tunggal (single year).
 
            dapat dibentuk berdasarkan data pembanding tahun jamak 
            (multiple year) sepanjang dapat meningkatkan kesebandingan.
 
            Nilai indikator harga Transaksi Independen dapat berupa:
            a. titik kewajaran (arm's length point); atau
                merupakan titik indikator harga yang terbentuk
                dari satu atau lebih pembanding yang memiliki nilai
                indikator harga yang sama.
            b. titik di dalam rentang kewajaran (arm's length range).
                merupakan rentang indikator harga yang
                terbentuk dari dua atau lebih pembanding yang
                memiliki nilai indikator harga yang berbeda, berupa:
                        a. nilai minimum sampai dengan nilai maksimum 
                            (full range), dalam hal terbentuk dari dua pembanding;
                            atau
                        b. nilai kuartil satu sampai dengan nilai kuartil tiga
                            (interquartile range), dalam hal terbentuk dari tiga
                            atau lebih pembanding.
              
 
            Dalam hal Harga Transfer tidak memenuhi PKKU
            Penentuan Harga Transfer dilakukan sebagaimana penentuan harga
            dalam Transaksi Independen dengan menggunakan:
            a. titik kewajaran;
            b. titik yang paling tepat di dalam rentang kewajaran
                sesuai kesebandingannya; atau
            c. titik tengah (median) di dalam rentang kewajaran,
                dalam hal tidak dapat ditentukan titik paling tepat
                sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
 
 Tahapan Pendahuluan dalam catatan berikutnya ........

 
 
 
 
 

Kamis, 15 Februari 2024

Alamat untuk melakukan cek sertifikasi badan usaha jasa konstruksi

Alamat untuk melakukan cek sertifikasi badan usaha jasa konstruksi

 https://siki.pu.go.id/search/search_badan_usaha

Rabu, 09 Februari 2022

PMK-3/PMK.03/2022

dalam PMK-3/PMK.03/2022 terdapat 3 Insentif yang diberikan yaitu:

- PPh Pasal 22 Impor

- Pengurangan angsuran PPh Pasal 25

-  PPh Final atas Jasa Konstruksi

 

untuk PPh 21 DTP,  Tidak Ada Perpanjangan PPh 21 DTP


PMK-3/PMK.03/2022 untuk JANGKA WAKTU PEMBERIAN INSENTIF PAJAK

JANGKA WAKTU PEMBERIAN INSENTIF PAJAK 

PMK-3/PMK.03/2022

Pasal 12 

(1) Jangka waktu pemberian insentif pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 Impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) berlaku sampai dengan tanggal 30 Juni 2022. 

(2) Jangka waktu pemberian insentif: 

a. pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 se bagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat ( 1); dan 

b. PPh final ditanggung pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3), 

diberikan untuk Masa Pajak Januari 2022 sampai dengan Masa Pajak Juni 2022. 

https://jdih.kemenkeu.go.id/in/dokumen/peraturan/728fd2a9-382b-4ae3-1feb-08d9e5e75e5d